Karantina Wanoja Jajaka Budaya Jawa Barat 2018

No votes


Melanjut keterlibatan Eka Santosa selaku juri di tahapan unjuk kabisa Mojang Jajaka Budaya Jabar 2018 pada 13 Oktober 2018 lalu di Saung Udjo di Kota Bandung, hari Jumat 19 Oktober 2018 kembali ia berperan sebagai salah satu pemateri dalam hal pewarisan nilai budaya & lingkungan kepada 30 peserta di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa, Pasir Impun Kabupaten Bandung.

Intinya, pada hari itu ke-30 peserta Mojang Jajaka Budaya Jabar 2018 Eka menitipkan betapa penting generasi muda kita, sadar akan pentingnya menjaga lingkungan plus mengenal jati diri budaya bangsa, di antaranya budaya dari tatar Pasundan.

Menurutnya, tingkat peradaban budaya sebuah bangsa diukur dari indikator seberapa sadar atau kuat generasi mudanya menjaga dan mengembangkan nilai-nilai budaya luhur nenek moyangnya. Menurutnya pula kemajuan teknologi sebuah bangsa, bukanlah segalanya apabila tidak dibarengi dengan kesadaran akan jati diri dari mana ia atau mereka berasal.

Hadir dalam kesempatan karantina dari 30 peserta yang akan menghadapi grand final pada 27 Oktober 2018 di Geduang Sunan Ambu Kota Bandung, di antaranya Kabid Kebudayaan Disparbud Jabar, Wahyu Iskandar.

Wahyu Iskandar dalam paparannya, mengapresiasi penyelengara dari Paguyuban Wanoja Jajaka Budaya Jabar, penempatan karantina di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa, merupakan langkah yang tepat – Di sinilah kita bisa menyerap aneka ilmu dan kecakapan dari sumbernya budaya dan masyarakat adat di Jawa Barat.

Sementara itu Dudih Sutrisman, Ketua Paguyuban Wanoja Jajaka Budaya Jabar kepada redaksi menyatakan, untuk tahapan karantina di tahun ke tiga ini banyak memiliki keistimewaan, di antaranya situasi di Alam Santosa jaranglah bisa didapat pada masa kini. Menurutnya, di sini selain arsitektur dan kontur alam yang bernuansa pedesaan, pun pemiliknya Kang Eka Santosa serupa dengan orang tua kita sendiri. Makanya, karantina saat ini terbilang istimewa dan penuh kesan mendalam.

Posted on:
Views:28 views