New Gods: Yang Jian, Seorang pahlawan yang jatuh mencari penebusan melalui satu misi terakhir. Dalam “Dewa Baru: Yang Jian,” pahlawan eponymous sebenarnya adalah dewa, yang sekarang bekerja sebagai tentara bayaran untuk disewa. Ketika seorang penyanyi misterius yang menggoda memintanya untuk menemukan anggota keluarga, petualangannya berubah menjadi pribadi.
Film terbaru dalam saga Dewa Baru — sekuel dari “Dewa Baru: Nezha Reborn,” yang dirilis di AS melalui Netflix — “Yang Jian” menawarkan animasi yang hidup dan menarik yang dipadukan dengan penceritaan mitis tradisional Tiongkok untuk menghadirkan film yang menghibur. Penonton Amerika yang menyukai entri sebelumnya secara streaming akan memiliki kesempatan untuk menyaksikan sekuelnya di layar lebar, tersedia dalam versi sulih suara Mandarin dan Inggris, atas izin GKIDS.
Meskipun ceritanya mungkin familiar, animasinya berhasil menciptakan tontonan yang menarik: ekspresif, terkadang penuh warna dan penuh detail. Setiap karakter sampingan dan makhluk dirender dengan susah payah, penonton akan kesulitan untuk memahaminya secara utuh.
Tetap saja, menyenangkan untuk menikmati hal-hal kecil. Ada juga humor dalam cara beberapa makhluk ini dan gerakan layarnya digambar: kaki Yang terbakar saat dia melompat tinggi, dan anjingnya mengeluarkan cairan merah dari mulutnya saat dia bersemangat atau marah. Detail seperti itu menambah kecerdasan narasinya.
Untuk menarik perhatian penonton pada cerita sejauh ini, “New Gods: Yang Jian” menyalurkan latar belakangnya seolah-olah dari luar. Sulih suara yang suram mengingatkan narasi dunia lain Cate Blanchett di awal “The Lord of the Rings,” meskipun prolog di sini jauh lebih pendek.
Mungkin itulah alasan untuk menggunakannya lagi di film nanti. Hanya kemudian menjadi kurang efektif, seolah-olah para pembuat film tidak dapat menemukan cara lain untuk menyelesaikan cerita tersebut. Bahkan animasi pada sequence tersebut terlihat kurang jelas dan detail.
Ceritanya melejit ketika Yang (disuarakan oleh Wang Kai) melawan keponakannya Chengxiang (Li Lanling), mengungkapkan keretakan antargenerasi yang mungkin terjadi.
Chengxiang menyalahkan Yang atas keterasingannya dari ibunya dan atas semua yang menimpanya saat dia berjuang untuk bertahan hidup sendiri. Hubungan mereka terwujud dengan luar biasa, mulai dari permusuhan, pertempuran, hingga saling pengertian.
Saat sang pahlawan dan keponakannya saling memperhatikan satu sama lain, aksinya terhenti, memberikan waktu bagi para animator untuk mencatat semua emosi yang saling bertentangan ini di wajah karakter dan dengan demikian mencapai puncak emosional cerita.
Black Adam, Anti Hero yang Doyan Membantai
Tonton Juga Black Adam
